PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA SMP
Pendekatan dalam dunia pendidikan merupakan suatu cara pandang dalam
melihat objek secara objektif. Secara umummasyarakat
ilmiah membagi cara pandang serta objek pokok pengamatannya dalam 3
kelompok atau aliran pendekatan, yaitu: pendekatan scientific (ilmiah
- empiris), pendekatan humanistic (humaniora
interperatif), serta pendekatan social sciences (ilmu -
ilmu sosial).
Sebagaimana diamanatkan dalam kurikulum 2013 bahwa dalam proses
pembelajaran memiliki karakteristik berupa:
1. menggunakan pendekatan saintifik melalui
mengamati, menanya, mencoba, menalar;
2. menggunakan ilmu pengetahuan sebagai
penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran;
3. menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan
diberitahu (discovery learning)
4. menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat
komunikasi, pembawa pengetahuan dan berpikir logis, sistematis, dan kreatif.
Melalui tema kurikulum 2013 “Kurikulum
yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif,
afektif, melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
terintegrasi.”Berdasarkan hal di atas
diketahui bahwa pendekatan yang diamanatkan oleh kurikulum 2013 adalah
pendekatan ilmiah yang diyakini sebagai titian emas perkembangan dan
pengembangan sikap, pengetahuan , dan keterampilan peserta didik.
Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuwan lebih
mengedepankan penalaran induktif (inductive
reasoning) daripada penalaran deduktif (deductive
reasoning). Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik
kesimpulan yang spesifik. Sebaliknya penalaran induktif memandang fenomena atau
situasi spesifik untuk
kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif
menempatkan bukti-bukti spesifik dan kemudian merumuskan simpulan umum.
Berkaitan dengan pendekatan pembelajaran dan perkembangan kurikulum
dapat dilihat bahwa proses pembelajaran harus dipandu oleh kaidah-kaidah
pendekatan ilmiah. Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan,
penemuan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu
kebenaran. Dengan demikian proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan
dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah. Proses pembelajaran
disebut ilmiah apabila memenuhi kriteria sebagai berikut.
1. Substansi atau materi pembelajaran
berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau
penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng
semata.
2. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan
interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta merta,
pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi peserta didik
berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami,
memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substasi, atau materi pembelajaran.
4. Mendorong dan mengispirasi peserta didik
mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan, satu
sama lain dari substansi atau materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi peserta didik
mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir rasional dan
objektif, dalam merespon substansi atau materi.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta
empiris yang dapat dipertanggungjawabkan
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara
jelas namun menarik sistem
penyajiannya.
Proses pembelajaran harus
terhindar dari sifat-sifat atau nilai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar