Senin, 30 September 2013

PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SMP

PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SMP

Pendekatan dalam dunia pendidikan merupakan suatu cara pandang dalam melihat objek secara objektif. Secara umummasyarakat ilmiah membagi cara pandang serta objek pokok pengamatannya dalam 3 kelompok atau aliran pendekatan, yaitu: pendekatan scientific (ilmiah - empiris), pendekatan humanistic (humaniora interperatif), serta pendekatan social sciences (ilmu - ilmu sosial). 
Sebagaimana diamanatkan dalam kurikulum 2013 bahwa dalam proses pembelajaran memiliki karakteristik berupa:
1.     menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar;
2.     menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran;
3.     menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberitahu (discovery learning)
4.     menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan berpikir logis, sistematis, dan kreatif.
Melalui tema kurikulum 2013 “Kurikulum yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif, melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.”Berdasarkan  hal di atas diketahui bahwa pendekatan yang diamanatkan oleh kurikulum 2013 adalah pendekatan ilmiah yang diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, pengetahuan , dan keterampilan peserta didik.
Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuwan lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) daripada penalaran deduktif (deductive reasoning). Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik kesimpulan yang spesifik. Sebaliknya penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik dan kemudian merumuskan simpulan umum.
Berkaitan dengan pendekatan pembelajaran dan perkembangan kurikulum dapat dilihat bahwa proses pembelajaran harus dipandu oleh kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penemuan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah. Proses pembelajaran disebut ilmiah apabila memenuhi kriteria sebagai berikut.
1.     Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2.     Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substasi, atau materi pembelajaran.
4.  Mendorong dan mengispirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan, satu sama lain dari substansi atau materi pembelajaran.
5.     Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir rasional dan objektif, dalam merespon substansi atau materi.
6.     Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan
7.     Tujuan pembelajaran dirumuskan secara jelas namun menarik sistem penyajiannya.
Proses pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau nilai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar